Kamis, 23 Desember 2010

Perilaku Api

Ok….Bismillah
Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai perilaku api, ini topic pertama saya mengenia Fire,  Api pada dasarnya terdiri dari 3 unsur yaitu : Panas, Oksigen dan bahan bakar. Dari 3 unsur pembentuk api diatas akhirnya dikenal sebagai Segi tiga api (fire Triangle), yang secara sederhana dapat menjelaskan bagaimana api itu terbentuk.
Segitiga Api

Akan tetapi coba anda bayangkan dalam satu ruangan yang tentunya sudah banyak terdapat Oksigen, lalu juga ada bahan bakar (misal bensin) dan juga terdapat sumber panas (misal dalam ruangan tersebut ada orang merokok) yang mencukupi untuk terjadinya nyala api. Apakah anda bisa menjamin akan terjadi api…?. Dengan adanya 3 unsur tersebut diatas belum tentu akan menciptakan api.
Selama bertahun-tahun, segitiga api (oksigen, bahan bakar, dan panas) digunakan untuk mengajarkan tentang unsur-unsur api. Walaupun contoh sederhana ini berguna, secara teknis, hal ini tidak benar. Ada empat unsur api yang diperlukan agar terjadi pembakaran:
·        Oksigen ( bahan pengoksidasi)
·        Bahan bakar
·        Panas
·        Reaksi kimia independen
Fire tetrahedron/ upload.wikimedia.org

Keempat unsur ini secara grafis dapat digambarkan sebagai segi-empat api. Setiap unsur pada segi-empat tersebut harus ada sebagai syarat terjadinya pembakaran. Konsep ini sangat penting bagi orang-orang yang mempelajari pengendalian, pencegahan, dan penyelidikan kebakaran. Pembakaran tidak akan terjadi bila salah satu unsur ini hilang. Jika api telah menyala, api dapat dipadamkan ketika salah satu unsurnya diambil dari reaksi tersebut. Selanjutnya kita bahas satu persatu dari ke empat unsur api diatas
     1.      Oksigen (Bahan pengoksidasi)
     Bahan pengoksidasi (oksidator) adalah bahan yang dapat menghasilkan oksigen atau gas pengoksidasi lainnya selama proses kimia terjadi. Bahan pengoksidasi ini tidak mungkin terbakar dengan sendiinya. Untuk membantu proses pembakaran bahan Pengoksidasi harus tercapur dengan bahan bakar
                                                                    Bromat
Brom
Klorat
Klorin
Fluorinn
Yodium
Nitrat
Asam Nitrit
Nitrit
Perklorat
Permanganat
Peroksida
Bahan Pengoksidasi Lain selain Oksigen

             Pada kondisi normal kadar oksigen diudara berkisar 21%. Ketika konsentrasi udara melebihi 21% kondisi ini disebut kondisi udara kaya Oksigen.Yang dapat menyebabkan meningkatnya kecepatan proses pembakaran. Dalam kondisi kaya oksigen materi-materi akan menunjukkan sifat yang berbeda-beda. Materi yang dapat terbakar diudara normal akan lebih mudah tersulut dan terbakar dengan cepat pada kondisi udara kaya oksigen, bahkan beberapa materi berbahan dasar minyak bumi dapat menyala sendiri, materi yang tidak bisa terbakar pada kondisi udara normal dapat terbakar hebat pada kondisi udara kaya oksigen misalkan bahan tahan api yang diproduksi oleh NOMEX tidak bisa terbakar pada kondisi udara normal akan tetapi dapat terbakar dengan cepat pada kondisi udara dengan kadar Oksigen 31%. Kebakaran dalam yang terjadi di kondisi udara kaya Oksigen akan sangat sulit ditangani. Misalkan kebakaran yang terjadi di instalasi perawatan kesehatan dan kawasan industry





      2.   Bahan Bakar
    Pada dasarnya bahan yang terbakar adalah materi gas/uap yang dihasilkan oleh bahan bakar tersebut. Sebatang kayu memerlukan panas yang cukup untuk menghasilkan uap yang mudah tersulut, oleh sebab itu dibutuhkan energy yang besar untuk membakar kayu. Begitu juga dengan bahan bakar cair juga membutuhkan energy untuk menghasilkan gas yang mudah tersulut. Bahan-bakar berbentuk gas dapat menjadi bahan bakar paling berbahaya di antara jenis-jenis bahan bakar lainnya karena bahan-bakar gas tersebut telah berada dalam bentuk yang secara alami  siap dinyalakan. Tidak diperlukan energy yang besar untuk proses penguapan dan pembakaran. Dalam proses pembakaran diperlukan campuran udara dan bahan bakar/uap banan bakar yang sesuai, yang dikenal dengan LFL (lower flammable limit) = Terlalu miskin bahan bakar = batas minimum campuran udara dan bahan bakar untuk mendukung terjadinya proses pembakaran, UFL (Upper flammable limit) = terlalu kaya bahan bakar = batas maksimamum campuran udara dan bahan bakar untuk bisa terjadinya proses pembakaran
      3.   Panas
     Panas dalam proses pembakaran bisa diperoleh dari adanya sumber panas terbuka yang memungkinkan terjadinya kontak dengan udara dan bahan bakar, misalkan panas dari api terbuka, peralatan listrik, panas permukaan pipa atau panas dari alam
4.  Reaksi berantai Pembakaran 
   Reaksi pembakaran merupakan reaksi kimia yang membutuhkan oksigen dan menghasilkan panas (eksotermis), dalam siklus nyala api adalah reaksi oksidasi kimia oksotermal secara berantai.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar