Air memiliki kemampuan memadamkan api dalam beberapa cara.
Cara utamanya adalah dengan proses pendinginan, yaitu menghilangkan panas
dari api. Cara lainnya yaitu dengan penyekatan, yang menggunakan kemampuan air
untuk menyerap panas dalam jumlah besar dan juga untuk menekan jumlah oksigen.
Ketika terpanasi sampai titik didihnya, air menyerap panas dengan mengubah
dirinya menjadi gas yang disebut sebagai uap
air, yang tidak dapat
dilihat (penguapan). Akan tetapi bila uap mulai mendingin, uap akan muncul
dalam bentuknya yang bisa dilihat, yang disebut embun air.
Penguapan
total belum terjadi begitu air mencapai titik didihnya karena panas tambahan
diperlukan untuk mengubah seluruh air itu menjadi uap. Ketika semprotan air
pemadam kebakaran terpecah menjadi partikel-partikel kecil, air itu menyerap
panas dan berubah menjadi uap dengan lebih cepat daripada ketika air masih
dalam kesatuannya yang bervolume besar, karena permukaan air yang terkena panas
lebih luas. Misalnya, 1 inci kubik (1.638,7 mm3) es yang dimasukkan
ke dalam segelas air memerlukan beberapa waktu untuk menyerap kapasitas
panasnya. Ini terjadi karena luas permukaan es yang bersentuhan dengan air
hanya 6 inci persegi (3.870 mm2 atau 38,7 cm2). Tetapi,
jika potongan es itu dibagi menjadi
potongan-potongan bervolume 1/8 inci kubik (204,8 mm3) dan
dimasukkan ke dalam air, maka luas permukaan es yang bersentuhan dengan air
menjadi 48 inci persegi (30.967 mm2 atau 309,7 cm2).
Partikel-partikel es yang terbagi lebih kecil lagi akan menyerap panas dengan
lebih cepat lagi. Prinsip yang sama berlaku juga pada air dalam bentuk cairnya.Air dapat dijumpai dalam bentuk padat,cair dan gas |
Sifat air lainnya yang kadang-kadang
membantu dalam pemadaman api adalah kapasitas mengembangnya ketika berubah
menjadi uap. Pengembangan ini akan menolong mendinginkan daerah api dengan cara
menghalau panas dan asap dari daerah itu. Tetapi, uap ini dapat menyebabkan
luka bakar yang serius pada petugas pemadam kebakaran dan penghuni
bangunan yang terbakar. Besarnya pengembangan
bervariasi, tergantung pada suhu di daerah api. Pada suhu 212oF
(100oC), air mengembang kurang lebih 1.700 kali volume aslinya.
Ketika berubah menjadi uap air akan mengembang 1700 kali volume aslinya |
Tingkat pengembangan air membuat air sangat efektif dalam pemadaman |
Pengembangan uap tidak terjadi secara
bertahap, tetapi cepat. Jika sebuah ruangan sudah penuh dengan asap dan gas,
uap yang ditimbulkan dalam ruangan itu akan menggantikan gas dan asap yang ada, jika
lubang ventilasi yang cukup lebar telah lebih dahulu dibuat. Dengan
mendinginnya ruangan itu, uap akan mengembun, dan memungkinkan masuknya kembali
udara dingin dari luar. Penggunaan semprotan kabut dalam
pemadaman api langsung atau kombinasi memerlukan ventilasi yang cukup sebelum
selang disemprotkan. Jika ventilasi
tidak cukup, besar kemungkinan akan terjadi penggulungan uap atau bahkan api
kembali ke atas dan sekeliling tim pembawa selang, dan karenanya potensi
terjadinya cedera menjadi besar. Beberapa hasil yang dapat dilihat dari
pemakaian semprotan air pemadam kebakaran yang tepat ke dalam ruangan adalah:
Api terpadamkan atau terkurangi ukurannya, jarak pandang dapat dipertahankan,
dan suhu ruangan dapat diturunkan.
Uap akan menghalau asap, bila ventilasinya ruangan mencukupi |
Uap yang dihasilkan oleh semprotan
pemadam kebakaran juga dapat merupakan bantuan dalam pemadaman api, ketika mengembangnya uap akan mengurangi jumlah oksigen
dalam suatu ruangan tertutup. Beberapa sifat air yang sangat berharga
untuk pemadaman api adalah:
- Air terdapat di mana-mana dan tidak mahal.
- Air memiliki kapasitas menyerap panas yang lebih besar daripada agen pemadam api lainnya.
- Untuk mengubah air menjadi uap diperlukan panas dalam jumlah yang relatif besar.
- Semakin luas permukaan air yang terbuka, semakin cepat pula panas diserap
Tidak ada komentar :
Posting Komentar