Tumpahan B3 / iftnbuddysafety.blogspot.co.id |
B3 atau disebut juga Bahan Berbahaya Beracun merupakan bahan
yang dapat menyebabkan gangguan pada manusia atau lingkungan. Bahan kimia yang
dikategorikan sebagai B3 harus ditangani secara khusus baik dalam penyimpanan, pemakaian
ataupun dalam kondisi darurat. Dalam undang-undang K3 penanganan bahan kimia
diatur secara khusus dalam KEP-187/MEN/1999 tentang bahan kimia berbahaya dalam
peraturan tersebut banyak dibahas mengenai persyaratan yang harus dipatuhi oleh
perusahaan yang menyimpan bahan kimia diantaranya : Laporan kuantitas bahan
kimia, NAK (nilai ambang kuantitas), Ahli K3 Kimia, Petugas K3 Kimia, dokument
pengendalian Bahaya Sedang/besar (mirip ukl-upl gitu), MSDS, ERP dan
persyaratan lainnya….LOooh kok malah mebahas tentang bahan kimia…bukannya
judulnya penanganan tumpahan bahan kimia yaaa…? He..he..paragraf pengenalan B3
saja kok, gak kenal kan gak sayang…!
Tumpahan bahan kimia dikategorikan menjadi 3 yaitu :
Ceceran bahan kimia, Kebocoran bahan kimia dan tumpahan bahan kimia. Ceceran bahan kimia biasanya berupa
tetesan-tetesan bahan kimia yang tercecer ketika kemasannya dipindah dari satu
tempat ke tempat lainnya (volume sangat kecil). Kebocoran bahan kimia dapat berupa tetesan yang diam di satu tempat
atau kebocoran yang mengucur namun tidak terlalu deras dan mudah dikendalikan
(volume sedang). Tumpahan biasanya
kebocoran dalam jumlah besar dan sulit dikendalikan volume material yang tumpah
juga besar.
Tumpahan B3 di lab/ |
Mengapa tumpahan bahan kimia perlu ditangani secara
khusus…? Jangan khwatir, Yang jelas dari setiap kegiatan ERP pasti memiliki
maksud dan tujuan yang baik. Jadi tujuan dari penanganan tumpahan bahan kimia
diantaranya sebagai berikut :
1. Mencegah paparan bahan kimia terhadap manusia
2. Mencegah pencemaran lingkungan
3. Mencegah kebakaran
4. Mencegah kerugian materi
5. Estetika dan keindahan.
Tidak semua orang boleh menangani tumpahan B3, Sebelum
beraksi di lapangan personel haruslah mendapatkan training terlebih dahulu
sehingga mereka mempunyai bekal yang cukup dalam penanganan bahan kimia. Dalam
kehidupan bermasyarakat biasanya tugas penanganan bahan kimia (HAZMAT CONTROL)
di emban oleh tim pemadam kebakaran atau Militer (militer juga dilatih
menghadapi serangan senjata kimia). Kalau ditempat kerja biasanya tugas ini di
laksanakan oleh team ERP yang mana notabene karyawan biasa yang mendapatkan
pelatihan tentang hazmat control. Petugas hazmat control sedikitnya mempunyai
pengetahuan tentang : B3, MSDS, Label, PPE (Level A, B, C), Peralatan
penanganan tumpahan dan Penanganan tumpahan itu sendiri baik teori ataupun
praktek.
Biasanya peralatan penanganan tumpahan ditempatkan di
dekat area-area yang berpotensi mengalami tumpahan. Kita membagi 3 kategori
peralatan
- Untuk
Ceceran/ tumpahan non B3 : tujuannya
untuk menangani tumpahan bahan kimia yang tidak begitu berbahaya,
biasanya berupa drum atau timba yang berisi serbuk kayu atau pasir yang
ditempatkan tersebar di titik rawan kebocoran atau tumpahan. Namun perlu di
ingat serbuk kayu tidak boleh digunakan sebagai penyerap bahan kimia mudah
terbakar, karena serbuk kayu termasuk bahan mudah terbakar juga, sehingga lebih
mudah tersulut api apabila keduanya bercampur.
Drum bekas berisi serbuk kayu dan pasir/ Kerja-safety.blogspot.com - Untuk Kebocoran / kebocoran B3 : Tujuannya untuk menangani kebocoran bahan kimia dengan level sedang (kategori irritant, pollutant, reaktif). Berupa lemari Biasanya terdiri : PPE Level C, Absorbent (pillow, lembaran, serbuk kayu, pasir) jumlah sesuaikan dengan kebutuhan, bahan kimia penetral umumnya untuk tumpahan bahan kimia Basa Kuat penetralnya Asam lemah, untuk tumpahan Asam Kuat penetralnya basa lemah. Jenis penetral khusus biasanya di peroleh dari MSDS atau supplier namun tidak semua bahan kimia perlu penetral loh.
- Untuk tumpahan B3 : Tujuannya untuk menangani tumpahan sekala besar atau B3 yang sangat berbahaya (sangat beracun, Sangat korosive dll), Bentuknya berupa lemari terdiri dari : PPE level A, SCBA, Absorbent (jumlah lebih banyak), Salvage drum, 1 set peralatan penyumbat kebocoran. Dan peralatan lainnya, Peralatan pemadam biasnya juga dibutuhkan dalam penanganan tumpahan misalkan APAR, Hydrant, Foam dll
Lemari emergency penanganan kebocoran B3 / Kerja-safety.blogspot.com |
Nah diatas merupakan
pengelompokan alat-alat penanganan tumpahan. Apabila terjadi kejadian tumpahan
biasanya seluruh peralatan dari nomer 1 sampai 3 akan digunakan secara
bersamaan. Oh iya.. jumlah peralatan di seusaikan dengan kebutuhan atau
standard yang berlaku ya, jangan berpedoman pada artikel ini…!
Agar mudah di ingat, prinsip
penanganan tumpahan di singkat menjadi ABSB
A = Amankan
B = Bendung
S = Serap
B = Bersihkan
Baik pada penanganan
tumpahan sekala kecil, menengah atau besar prinsipnya sama yaitu ABSB
Absorbent pasir dan serbuk kayu/ kerja-safety.blogspot.com |
Bendung ;
Kegiatan ini yaitu melakukan penghentian aliran, cegah aliran bahan kimia
semakin meluas dan memasuki saluran air. Apabila kebocoran pada pipa hal yang
kita lakukan adalah menutup valve atau mematikan pompa terlebih dahulu sebelum
membendung bahan kimia menggenang dilantai. Merobohkan drum (sisi yang bocor ditaruh diatas) juga salah
satu dari kegiatan menghentikan aliran.
Serap :
Kegiatan penyerapan dilakukan setelah pembendungan, apabila kita meletakkan
absorben di tengah-tengah genangan bahan kimia tanpa melakukan pembendungan
terlebih dahulu maka genangan tersebut akan cenderung semakin melebar. Maka bendunglah
terlebih dahulu sisi-sisi luar genangan sebelum melakukan penyerapan.
Bersihkan : Membersihkan
absorben yang terkontaminasi bahan kimia adalah hal yang wajib dilakukan, segera
bersihkan TKP dan buanglah limbah tumpahan ke TPS B3. Untuk mencegah bahan
kimia tersebar ke mana-mana segera lakukan proses pembersihan (Dekontaminasi)
terhadap seluruh peralatan yang terlibat dalam kejadian tersebut misalkan APD,
sapu, atau bahkan forklift.
Proses dekontaminasi PPE / cambridge.ca |
“Salam Safety Untuk Anda dan
Keluarga Anda Dirumah”
mantap sungguh pak ilmunya
BalasHapus