Heem hampir 2 tahun blog ini tidak ke urus selain
kesibukan dikantor kesibukan dikeluarga juga menjadi faktor pendukung
terbengkalainya blog ini…(penulis sok sibuk banget….!) aaaaaaaach udah
ah..cuap..cuapnya, kita kembali ke kompi…!
Pelaksanaan K3 bisa disebut susah-susah gampang, apabila
sudah ada personel K3, sudah ada prosedur, semua peraturan perundangan K3 pun
sudah dipenuhi…apakah itu cukup untuk dikategorikan sebagai penerapan K3…?
Tergantung siapa yang menjawab seh….he…he..he. Inti penerapan K3 yaitu
membentuk habit K3 dilingkungan perusahaan. Untuk membentuk habit tersebut
dibutuhkan sumberdaya-sumberdaya yang mendukung baik sumberdaya manusia ataupun
sumberdaya lainnya seperti : sokongan financial dan energy.
Komitment merupakan inti dari penerapan K3,
komitment top management itu mudah, mereka mau tanda tangan kebijakan
organisasi dan menyediakan dana alokasi khusus untuk penerapan K3 di perusahaan
itu sudah merupakan indicator yang cukup baik. Lah susahnya dimana pak…?
Susahnya yaitu membentuk komitment di bagian middle management, karena
merekalah yang mengontrol lapangan dan penghubung dengan top management.
Tingkat pelaksana lapangan (mandor sampai operator) biasanya hanyalah pelaksana
lapangan tugasnya yaitu bekerja seefisien mungkin, gk ribet, gk capek, cepet
selesai mutu bagus dan target terpenuhi.
Nah tugas dari middle management lah yang
sebenarnya sangat berat dimana mereka harus mampu merubah pola pikir dan
kebiasan para pelaksana lapangan agar sadar akan K3 tanpa mengesampingkan
kualitas dari suatu product. Di sini membutuhkan niat tulus dan komitment yang
tinggi sebagai atasan, kita harus memberi contoh, ikut serta memantau dan
mengambil tindakan untuk memperbaiki suatu ke adaan yang tidak sesuai dengan
kaedah K3 (unsafe action dan unsafe condition).
Biasanya kalangan middle management hanya
melaporkan kepada personel K3 terkait kondisi/ tindakan yang tidak aman di
wilayah kerjanya, setelah itu menyerahkan kepada pihak K3 tentang apa yang
harus dilakukan. Ini adalah tindakan yang menunjukkan komitment
setengah-setengah dan sukanya mencari aman. Gak mau negur bawahan (bawahannya
lebih galak atau mau melindungi bawahan dengan alasan kemanusiaan) jadi
dilimpahkan langsung ke personel K3, gak mau berkoordinasi dengan department lain
terkait perbaikan unsafe condition yang ditemukan, langsung saja menyerahkan ke
personel K3.
Jika kita ingin K3 itu bener-bener diterapkan di
perusahaan, semua orang harus berkomitment terhadap K3, Atasan harus berani dan
berkomitment, jika ada pelanggaran langsung tegur, jika ada unsafe condition
langsung ambil tindakan perbaikan, karena bila terjadi kecelakaan kerja di
salah satu department maka department tersebut yang akan mengalami kerugian.
“Salam Safety Untuk Anda dan Keluarga Anda Dirumah”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar